Pengikut
Kamis, 12 April 2012
Kontribusi Mahasiswa Indonesia Terhadap Bangsa Indonesia
Banyak hal yang menjadi kontribusi mahasiswa bagi bangsa Indonesia baik dalam hal positif ataupun negatif. Dalam hal positif, sudah banyak mahasiswa Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia di dunia Internasional, seperti menang dalam kejuaraan-kejuaraan sains, olahraga ataupun hal lainnya. Dalam pengembangan kebudayaan, mahasiswa berperan aktif dalam pelestarian kebudayaan, contohnya pelestarian batik sebagai pakaian khas. Dalam bidang kemasyarakatan, banyak mahasiswa yang mendirikan organisasi-organisasi yang bertujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan turut berperan dalam menentukan masa depan bangsa. Tapi sayangnya hal positif itu harus tercoreng dengan adanya kasi anarkis yang dilakukan beberapa mahasiswa yang tidak suka dengan kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah. tidak seharusnya hal ini terjadi, karena ini akan semakin mencoreng nama baik bangsa Indonesia.
Pasal 7 ayat 6 dan 6A, menurutku dan menurutmu?
Kenaikan harga BBM menurut saya adalah suatu hal yang wajar dan memang harus dilakukan untuk menyesuaikan harga minyak dunia yang semakin naik. Jika BBM naik maka secara otomatis seluruh harga bahan baku dan barang-barang pun akan naik. Maka tidak ada yang perlu ditakutkan, karena itu berarti upah minimum yang ditetapkan pemerintah dan perusahaan-perusahaan pun kan naik. Jika itu tidak terjadi maka yang seharusnya di demonstrasikan adalah kenaikan upah minimum bukan harga BBMnya. Selain itu kenaikan BBM juga untuk mengurangi subsidi yang diberikan pemerintah, karena selama ini sudsidi yang diberikan salah sasaran. BBM bersubsidi yang seharusnya dinikmati oleh rakyat miskin malah digunakan oleh kalangan menengah keatas yang mampu membeli BBM nonsubsidi. Selain itu dengan kenaikan harga BBM ini akan memajukan perekonomian negara, walaupun secara perlahan. Contoh saja negara-negara maju di Eropa yang tidak memberikan subsidi kepada BBM. Dan apakah selamanya warga Indonesia menjadi warga yang harus selalu disuapi oleh negaranya.
Sesungguhnya Indonesia sudah menjadi semakin maju, hal ini terbukti dengan semakin berkembang pesatnya perekonomian dan taraf hidup masyarakat, sayangnya hal ini tidak belangsung secara merata. Harus ada aturan yang tegas tentang penggunaan BBM bersubsidi jika pemerintah tidak jadi menaikkan harga.
Sesungguhnya Indonesia sudah menjadi semakin maju, hal ini terbukti dengan semakin berkembang pesatnya perekonomian dan taraf hidup masyarakat, sayangnya hal ini tidak belangsung secara merata. Harus ada aturan yang tegas tentang penggunaan BBM bersubsidi jika pemerintah tidak jadi menaikkan harga.
Bandung In The Rainy Season
Liburan telah tiba, janggal rasanya jika liburan tanpa
berwisata. Hampir seluruh tampat wisata penuh dengan pengunjung, selai itu
lonjakan harga tiket alat transportasi dan tiket masuk tempat wisata sudah
menjadi hal yang wajar. Banyak pilihan untuk memilih tampat liburan, bisa
keluar pulau seperti Bali, Lombok atau Kepulauan Raja Ampat. Tapi tentunya
dengan biaya yang tidak sedikit dan lumayan menguras kantong. Tapi banyak juga
tampat wisata sekitar Jakarta yang wajib dikunjungi terutama pada saat
tertentu. Salah satunya yang banyak dikunjungi adalah Bandung.
Bandung sebagai tempat tujuan wisata menyajikan beberapa
keindahan alam, kuliner dan tentunya wisata belanja yang tidak perlu diragukan
lagi. Jika biasanya orang-orang malas berwisata ketika musim hujan, cobalah
datang ke kawasan Kawah Putih, Ciwidey, Bandung terutama ketika hujan datang. Duatu
hal yang tidak biasa dan terdengar tidak menarik, tapi akan menjadi suatu
pengalaman yang tak terlupakan. Cuaca Bandung yang dingin ditambah tebalnya
kabut membari sensasi tersendiri di sekitar kawah. Jarang pandang yang hanya
sekitar 5 meter membuat kita agak sulit melihat. Selain itu cuaca yang dingin
menusuk hingga ketulang, serasa berada di pegunungan Alpen. Turun ke kawah tak
banyak yang dapat dilihat, hanya kabut putih yang menutup mata, membuat jarak
pandang yang tak jauh. Bahkan jaket yang begitu tabal menjadi basah karena embun
kabut dalam sekejap. Panasnya secangkir kopi hangat serasa seperti secangkir
kopi hangat yang sudah lama. Dinginnya
cuaca membuatnya begitu cepat mendingin. Rasanya ingin lebih lama menimati
dinginnya udara Kawah Putih yang khas dengan beu belerangnya.
Selesai dari Kawah Putih, mencoba mencari suasana lain ke
Situ Patenggang, hanya berjarak beberapa kilo meter dari Kawah Putih. Tak kalah
menariknya dengan Kawah Putih, Situ Patenggang menawarkan pemandangan yang
begitu indah dan asri. Rimbunya pepohonan memberi kesejukan tersendiri. Jika ingin
sesuatu yang berbeda, cobalah untuk menyewa perahu dan belayar hingga ke pulau
diseberang Situ, ada mitos yang mengatakan bahwa dipulau tersebut ada batu
cinta yang konon akan memberikan jodoh bagi orang yang bekum memiliki pasangan
atau memberi kerukunan dan keawetan bagi yang sudah memiliki pasangan.
Itulah sepenggal ceritaku tenatang Bandung. Jika ada yang
suka berwisata belanja, cobalah untuk mencari villa atau penginapan disekitar
daerak Ciampelas atau Cipaganti. Tapi jika ingin suasana pegunungan yang tenang
dengan udara segar cobalah untuk menginap di daerah Lembang.
Liburan tak harus jauh keluar kota atau keluar pulau, karena
disekitar kita pun banyak tempat wisata seru yang wajib di kunjungi pada saat
tertentu.
Wayang Nakula
Nakula (Sanskerta: नकुल, Nakula), adalah seorang tokoh protagonis dari wiracarita Mahabharata. Ia merupakan putera Dewi Madri, kakak ipar Dewi Kunti. Ia adalah saudara kembar Sadewa dan dianggap putera Dewa Aswin, Dewa tabib kembar.
Menurut
kitab Mahabharata,
Nakula sangat tampan dan sangat elok parasnya. Menurut Dropadi,
Nakula merupakan suami yang paling tampan di dunia. Namun, sifat buruk Nakula
adalah membanggakan ketampanan yang dimilikinya. Hal itu diungkapkan oleh Yudistira
dalam kitab Prasthanikaparwa.
Arti nama
Secara harfiah,
kata nakula dalam bahasa Sanskerta merujuk kepada warna Ichneumon, sejenis tikus atau binatang
pengerat dari Mesir. Nakula juga dapat berarti "cerpelai", atau
dapat juga berarti "tikus benggala". Nakula juga merupakan nama lain
dari Dewa Siwa.
Nakula dalam Mahabharata
Menurut Mahabharata,
si kembar Nakula dan Sadewa memiliki kemampuan istimewa dalam merawat kuda dan sapi. Nakula digambarkan
sebagai orang yang sangat menghibur hati. Ia juga teliti dalam menjalankan
tugasnya dan selalu mengawasi sifat jahil kakaknya, Bima, dan bahkan terhadap senda gurau yang
terasa serius. Nakula juga memiliki kemahiran dalam memainkan senjata pedang.
Saat para Pandawa
mengalami pengasingan di dalam hutan, keempat Pandawa (Bima, Arjuna, Nakula,
Sadewa)
meninggal karena meminum air beracun dari sebuah danau. Ketika sesosok roh gaib
memberi kesempatan kepada Yudistira untuk memilih salah satu dari keempat saudaranya
untuk dihidupkan kembali, Nakula-lah dipilih oleh Yudistira
untuk hidup kembali. Ini karena Nakula merupakan putera Madri, dan Yudistira,
yang merupakan putera Kunti,
ingin bersikap adil terhadap kedua ibu tersebut. Apabila ia memilih Bima atau
Arjuna, maka tidak ada lagi putera Madri yang akan melanjutkan keturunan.
Ketika para
Pandawa harus menjalani masa penyamaran di Kerajaan
Wirata, Nakula menyamar sebagai perawat kuda dengan nama samaran
"Grantika". Nakula turut serta dalam pertempuran akbar di Kurukshetra, dan
memenangkan perang besar tersebut.
Dalam kitab Prasthanikaparwa,
yaitu kitab ketujuh belas dari seri Astadasaparwa
Mahabharata,
diceritakan bahwa Nakula tewas dalam perjalanan ketika para Pandawa
hendak mencapai puncak gunung Himalaya. Sebelumnya, Dropadi
tewas dan disusul oleh saudara kembar Nakula yang bernama Sadewa. Ketika
Nakula terjerembab ke tanah, Bima bertanya kepada Yudistira,
"Kakakku, adik kita ini sangat rajin dan penurut. Ia juga sangat tampan
dan tidak ada yang menandinginya. Mengapa ia meninggal sampai di sini?".
Yudistira yang bijaksana menjawab, "Memang benar bahwa ia sangat rajin dan
senang menjalankan perintah kita. Namun ketahuilah, bahwa Nakula sangat
membanggakan ketampanan yang dimilikinya, dan tidak mau mengalah. Karena
sikapnya tersebut, ia hanya hidup sampai di sini". Setelah mendengar
penjelasan Yudistira,
maka Bima dan Arjuna
melanjutkan perjalanan mereka. Mereka meninggalkan jenazah Nakula di sana,
tanpa upacara
pembakaran yang layak, namun arwah Nakula mencapai kedamaian.
Nakula dalam pewayangan Jawa
Nakula dalam
pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama tumbuh-tumbuhan
yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat). Ia merupakan putera keempat
Prabu Pandudewanata,
raja negara Hastinapura dengan permaisuri Dewi Madri, puteri Prabu
Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama
adiknya, Sahadewa
atau Sadewa.
Nakula juga menpunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura
bernama Puntadewa
(Yudistira),
Bima alias Werkudara dan Arjuna
Nakula
adalah titisan Batara Aswin,
Dewa tabib. Ia mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata panah dan
lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena
ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani.
Ia juga mempunyai cupu berisi "Banyu Panguripan" atau
"Air kehidupan" pemberian Bhatara Indra.
Nakula
mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat
menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara Amarta.
Nakula mempunyai dua orang isteri yaitu:
- Dewi Sayati puteri Prabu Kridakirata, raja negara Awuawulangit, dan memperoleh dua orang putera masing-masing bernama Bambang Pramusinta dan Dewi Pramuwati.
- Dewi Srengganawati, puteri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai Wailu (menurut Purwacarita, Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra alias Ekapratala) dan memperoleh seorang putri bernama Dewi Sritanjung. Dari perkawinan itu Nakula mendapat anugrah cupu pusaka berisi air kehidupan bernama Tirtamanik.
Setelah
selesai perang Bharatayuddha, Nakula diangkat menjadi raja
negara Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak ibunya, Dewi
Madrim. Akhir riwayatnya diceritakan, Nakula mati moksa di gunung Himalaya
bersama keempat saudaranya.
sumber:http://id.wikipedia.org
Langganan:
Postingan (Atom)